Translate

Senin, 14 Maret 2016

Motivasi Muslim - Orang Islam Dilarang Miskin (1) - Orang Muslimin Harus Kaya, Lebih Berguna bagi Orla - ShafiqUnix.Com

Mengapa orang Islam dilarang miskin? Karena harta itu hanya ada dua. Kalau tidak dihabiskan di jalan Allah, ya pasti habis dalam jalan kebatilan. Sudah banyak cerita tentang orang-orang dengan harta yang melimpah, tapi karena menghabiskannya di jalan yang sia-sia, jadinya tidak barokah. Saya juga heran mengapa banyak sekali orang-orang Islam yang miskinnya bukan sekadar miskin, tapi miskin yang menyerap hingga ke tulang. Miskin semiskin-miskinnya. Ini kan keterlaluan? Bukankah kita ini ummat terbaik yang diturunkan di tengah-tengah manusia?
Mengapa kitaorang Islam, dilarang miskin?
Supaya tidak susah dua kali
Pertama karena hidupnya sendiri susah, yang kedua karena menyusahkan orang lain. Setidaknya keluarga, atau teman terdekat. Bayangkan kalau orang hidupnya serba kekurangan. Yang duluan diminta pinjeman duit pasti kalau nggak orang tua, ya sodara-sodaranya.
Supaya tidak dizolimi orang kafir
Siapa yang memegang kendali keuangan dunia? Orang kafir. Siapa orang yang pertama kali mendarat di bulan? Orang kafir. Siapa yang menguasai industri obat-obatan, ilmu pengetahuan, teknologi terbaru, alat dan senjata perang, pengolahan sumber daya alam? Lagi-lagi bukan orang Islam. Berapa kali kita dihina, dianggap rendahan, tidak dihargai, hanya karena kita miskin?
Karena zakat dan haji butuh uang
Mengucap dua kalimat syahadat, sholat, dan puasa, nyaris nggak ngeluarin modal. Tapi zakat dan haji perlu uang. Bayangkan saja, 2 dari 5 rukun Islam, butuh modal. Zakat fitri (walau hanya sekadar beras 3 kg) dan zakat mal (2,5% dari harta) butuh uang. Apalagi haji, minimal biayanya saat ini saja harus sedia $4000. Kalau dirupiahkan sekitar Rp 48 juta. Itu belum termasuk kebutuhan hidup di tanah suci dan bayar dam. Kalau 50 juta aja lewat. Itu per orang, kalau mau berdua sama istri berarti mesti sedia Rp 100 juta. Sekarang tabungan kita berapa?
Berkurban butuh uang
Harga kambing saat ini berkisar 1,7 juta hingga 2,5 juta. Kalau sapi dibagi tujuh ya kisaran segitu juga. Kalau gonta-ganti hape, makan di mall, nonton di bioskop tiap minggu saja bisa, masak kurban setahun sekali nggak kuat? Seumur hidup mau makan daging dari pemberian orang terus?
Jihad butuh uang
Jadi orang kaya itu enak sekali. Misalnya punya helikopter 10 unit. Ada bencana di mana bisa langsung kirim bantuan. Banyak sekali masjid separuh jadi, karpetnya bau karena nggak pernah diganti, plus tempat wudhunya udah kayak WC terminal, itu semua karena orang Islam miskin-miskin nggak ada yang mampu nyumbang. Masya Allah, teman saya pernah cerita di kampungnya kalau ada orang meninggal minimal butuh 750ribu untuk bayar kafan, peti mati, gali lobang kuburan, dsb. Bahkan sampai mati kita masih harus keluar uang.
Palestina itu kalah perang bukan karena kalah doa dan tenaga, tapi kalah modal. Jadi selama orang Islam nggak ada yang tajir-tajir ya selamanya kita tertindas. Bandingkan jihad kita saat ini dibanding jihad jaman Rasulullah. Untanya istimewa, mahal pula harganya. Pedangnya, baju besinya, ibarat kata semuanya barang “bermerek”. Emangnya enak jihad modal bambu runcing doang?
Sebagai indikator kebahagiaan
Indikator kebahagiaan dunia itu ada 4 : istri sholehah, rumah yang luas, kendaraan yang baik, dan rejeki yang halal. Tiga dari empat syarat itu semuanya butuh duit. Rumah, boro-boro mau beli secara kontan, bayar DP-nya yang hanya 20% saja kita jungkir balik. Kendaraan, mungkin kita perlu beli mobil, plus supirnya sekalian. KRL atau angkot itu mengapa pelayanannya seperti melayani binatang? Karena harganya murah. Mengapa harganya murah? Karena kalau dinaikkan pasti kita ini nggak mampu bayar, karena kita miskin. Jadi pelayanan kepada masyarakat miskin ya sesuai dengan harganya yang murah. Rejeki yang halal, tentu yang menjadi dambaan kita semua, dan kita berusaha untuk menjauhi sumber rejeki yang haram. untuk lebih jelas lanjutkan, Orang Islam Dilarang Miskin (bagian 2) - Orang Muslimin Harus Kaya.
Semoga Bermanfaat Sahabat

Motivasi Muslim - Orang Islam Dilarang Miskin (2) - Orang Muslimin Harus Kaya - ShafiqUnix.Com

Di tulisan pertama, Orang Islam Dilarang Miskin 1, kita sudah belajar alasan mengapa orang Islam itu tidak boleh miskin. Ruang lingkup “orang Islam” dalam tulisan ini pun boleh jadi lebih dikhususkan pada “orang Islam yang tinggal di Indonesia”, karena toh banyak sekali orang Islam di Arab Saudi, Asia Tengah, bahkan tetangga kita Malaysia, yang tajir-tajir. Jadi yang salah itu sebenarnya bukan “orang Islam” secara umum, tapi orang Islam negeri ini. Apa sih yang salah? Mengapa mayoritas kita miskin?
Pemahaman agama yang salah
Kita mengaku orang Islam tapi kita tak tahu apa-apa soal agama ini. We have no idea what we believe in. Sejak SD kita diajari untuk zuhud, dan percaya bahwa zuhud itu adalah anti pada kemapanan dan menolak kehidupan duniawi. Padahal pada zaman Rasulullah, sahabat-sahabat beliau seperti Utsman bin Affan, Az-Zubayr, dan Abdurrahman bin ‘Auf, semuanya kaya raya. Mereka memiliki kebun yang banyak, hewan ternak, dan uang berlimpah. Apakah mereka tidak zuhud?
Tentu saja para sahabat zuhud. Zuhud itu dunia datang pada kita, lalu kita merasa qona’ah (cukup) dan berinfak untuk dakwahnya jauh lebih besar. Misal dapet untung Rp 10 milyar, nyumbang Rp 9 milyar. Masih sisa banyak, Rp 1 milyar, tetep disebut kaya. Sedangkan kita penghasilan pas-pasan buat makan, lebihnya dikit, kalau Jumatan nyumbangnya koinan aja. Terus kalau ditagih zakat rasanya berat, padahal setahun sekali.
Pas ditanya, kenapa kok tetep miskin, “iya kan hidup ane zuhud”. Ini sih zuhud kelas gembel bin salah kaprah. Udah nanggung miskinnya pol jadi ngaku-ngaku zuhud aja biar agak kerenan dikit. Kita ini sabar menjadi miskin, tapi dengki kalau melihat orang lain berkelimpahan harta. Kalau lihat ustad jadi kaya kita protes, kok ustad hidupnya mewah. Padahal kita tak tahu, boleh jadi ustad itu habiskan hartanya lebih banyak untuk kemanusiaan.
Kalau antum tahu itu di area Blok M ada mall lumayan besar, di lantai 5 nya ada masjid yang juga luas. Coba kalau yang punya mall orang kafir, mana mau dia ada masjid di dalam pusat perbelanjaan. Mending disewain untuk toko. Itulah bedanya harta di tangan orang sholeh dan di tangan orang kafir. Kalau sekelas kita tiba-tiba dapet rejeki mendadak pasti mikirnya cuma sekadar jalan-jalan ke Eropa atau beli mobil. Visinya hanya sekadar nafsu pribadi dan tidak peduli dengan dakwah. Jelas saja Tuhan males ngasih kita harta banyak-banyak. Mungkin Ia tahu kita ini makhluk tak tahu diri.
Tidak berorientasi menjadi orang kaya
Rata-rata kita berkarakter orang miskin. Saat kita lihat orang kaya punya helikopter pribadi, kita merasa kita tidak mungkin punya hal yang sama. Padahal kalau terjadi bencana kita bisa langsung angkat telepon ke pilot helikopter, kirim bantuan via udara lebih cepat daripada dari darat. Saat kita lihat rumah yang bagus, kita tak berani bermimpi. Saking tak ada duit, atap rumah kita bocor tidak dibetulkan, jadi kalau jam 3 pagi ada hujan kita bangun buat ngepel dan menadah air pakai ember, padahal harusnya muslim bangun jam 3 pagi ya sholat malam biar surganya nanti agak tinggian dikit.
Saya pernah masuk lobi Hotel Indonesia K*mpinski, karena ada teman (orang kaya) minta tolong pesankan kamar. Karena miskin ya penampilan saya apa adanya. Oleh security saya ditanya macam-macam, mungkin disangka teroris dan bawa-bawa ransel isinya bom. Masya Allah, pikir saya. Itulah akibatnya kalau jadi miskin, baju dekil dandanan kumuh. Saya lihat pria wanita lalu lalang bajunya bagus dan wangi. Itulah enaknya jadi orang kaya, tidak dicurigai sebagai orang jahat.
Malas, Boros, Pengeluh
Kita lihat orang Cina mengapa hidupnya berkecukupan, karena mereka pekerja keras. Boleh jadi mereka tak percaya ada kehidupan setelah kematian. Tidak percaya surga. Jadi satu-satunya tempat untuk bahagia hanya di dunia. Mereka bangun pagi jam 4 atau 5 subuh pergi ke pasar, lebih awal dari kita. Padahal kita ini punya kewajiban untuk ibadah. Orang Cina juga hemat. Hari ini untung Rp 10 ribu buat makan Rp 5 ribu. Besok untung Rp 20 ribu buat makan tetap Rp 5 ribu.
Kita orang Islam itu sudah penghasilan tak seberapa, pengeluarannya banyak yang tak penting. Rela kredit mobil tapi rumah masih mengontrak di gang sempit banyak nyamuk kalau hujan dikit air masuk ke dalam. Mengeluh biaya sekolah mahal tapi tiap hari habis 2 bungkus rokok sehari. Karena miskin makanannya tak jauh-jauh dari ikan asin, jadilah semakin darah tinggi dan ngomel-ngomel setiap mau tidur.
Tidak melek finansial
Menurut OJK, hanya sekitar seperlima dari penduduk Indonesia yang melek finansial, artinya memiliki pengetahuan tentang keuangan yang cukup. Dengan melek finansial, kita bisa mengambil keputusan yang tepat terkait keadaan keuangan pribadi. Jika menikah tahun ini, dan punya anak setahun atau dua tahun kemudian, berapa dana yang harus disisihkan untuk biaya persalinan? Dana untuk sekolah anak diambil dari mana? Pilih sekolah negeri atau swasta? Jika ada kelebihan uang, diinvestasikan ke mana? Boro-boro bisa jawab, besok bisa makan aja udah sukur.
Yang juga jadi masalah, mayoritas kita tidak paham berbisnis.
Abdurrahman bin ‘Auf adalah salah satu sahabat nabi yang jago berbisnis. Ketika berhijrah (beliau berusia 10 tahun lebih muda dari Rasul, berarti saat hijrah usianya sekitar 42-43) beliau tak membawa apa-apa. Semua asetnya disumbangkan. Ia dipersaudarakan dengan Sa’ad dari Madinah (termasuk kalangan orang kaya juga). Sa’ad menawari separuh kebun/harta pada beliau. Tapi Abdurrahman bin ‘Auf menolak, dan cuma bilang, “Tunjukkan aku di mana pasar”.
Ketika meninggal, beliau meninggalkan 100 ribu dinar (menurut riwayat Ibn Katsir 80ribu dinar) pada masing-masing istrinya. Istrinya ada 4, jadi total 400ribu dinar. Karena istri menurut hukum waris mendapat bagian seperdelapan (kalau ada anak), maka aset keseluruhannya adalah 400ribu dikali 8 = 3,2juta dinar. Kalau 1 dinar sama dengan 4,25 gram emas, dan segram emas = Rp 480ribu, maka total kekayaannya adalah sekitar 6,5 trilyun rupiah. Ini belum termasuk wasiat beliau, 40 ribu dinar untuk 100 peserta perang Badr.
Jadi, sejak hijrah di umur 43 sampai wafatnya umur 73, atau selama 30 tahun, kita bisa bayangkan berapa banyak yang beliau kumpulkan. Seandainya Abdurrahman bin ‘Auf ikut The Apprentice jaman sekarang, mungkin nggak ada yang bisa ngelawan beliau. Semoga Bermanfaat sahabat

Motivasi Hidup Sehat : Ingin Berhemat? Cobalah Berhenti Merokok - NaufalBisa.Com

Jika berhenti merokok dengan alasan kesehatan sudah tak mempan lagi, apakah alasan finansial bisa menyadarkan orang? Tahukah Anda, bila uang membeli 3 bungkus rokok sehari diinvestasikan seluruhnya (berikut devidennya) di perusahaan Philip Morris selama 46 tahun, maka nilai sahamnya akan menjadi lebih dari US$ 2 juta!
Mitra Bisnis - Korporasi rokok tetap ada karena konsumennya sudah ketagihan. Mereka tidak membuat rokok demi memajukan pertanian tembakau, membuat foundation atau beasiswa sebanyak-banyaknya, atau agar ekonomi kita tetap berjalan. Mereka semua (para konglomerat yang hidup dari industri rokok), menjalankan bisnisnya hanya demi uang. Tahukah Anda dari daftar 50 orang terkaya di negeri ini, pentolannya hidup dari berjualan rokok?
Asuransi untuk penderita rokok, mungkinkah?
Baiklah, jika memang benar bahwa merokok dapat menimbulkan segala macam masalah kesehatan seperti yang disebutkan di label peringatan pada bungkus rokok, apakah tidak ada cara untuk menanggulangi dampak dari penyakit akibat rokok? Sebetulnya kalau memang benar perusahaan rokok kebanyakan duit, model bisnisnya (yang saya bisa pikirkan) diubah saja mirip dengan penjualan tiket pesawat terbang atau sarana transportasi lainnya. Dari harga tiket, sebagian disisihkan sebagai premi asuransi.
Demikian pula pada rokok. Dari harga sebungkus rokok yang (misalnya) Rp 12ribu, diambil Rp 500 saja untuk premi asuransi. Tentu ini membutuhkan “premium membership”, jadi semua data perokok tercatat dengan baik di sisi perusahaan rokok. Seandainya si perokok ini sakit kanker paru-paru, uang premi yang Rp 500 tadi itulah yang akan membayar semua biaya perawatan pesakit di rumah sakit. Cukup fair, menurut saya. Tapi, apakah perusahaan rokok sudi melakukan hal itu?
Merokok agar terlihat macho?
Ketika rokok terbukti menjadi biang dari impotensi, penyakit jantung, atau masalah paru-paru, masihkah ia menjadi simbol maskulinitas? Padahal filter pada rokok pernah dibuat berwarna merah muda, supaya menyamarkan warna lipstik pada rokok. Artinya, rokok pernah dibuat untuk wanita. Coba tanya cewek-cewek jaman sekarang, apakah lebih senang punya cowok yang perokok berat (dengan gigi yang kuning dan terbatuk-batuk separuh bengek kalau disuruh main futsal 15 menit saja), atau yang tidak merokok?
Mengapa sulit sekali mengalahkan industri rokok?
Ini pertanyaan yang tidak akan habis dijawab dalam semalam renungan. Sebetulnya semua bermula dari pendapatan negara yang berasal dari cukai rokok. Bayangkan saja, untuk tahun 2013, pendapatan negara dari cukai mencapai Rp 108 trilyun dan Rp 105 trilyun (atau sekitar 97%) berasal dari cukai rokok dan tembakau. Luar biasa bukan uang yang bisa dihasilkan dari industri rokok?
Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, industri rokok adalah industri yang menghasilkan uang paling banyak di dunia, nomor 2 setelah industri minyak dan gas. Dari dulu nilai cukai rokok tidak pernah naik drastis. Rata-rata nilai cukai yang sekitar Rp 375-380 per batang itu adalah 38 persen dari harga rokok per bungkus. Artinya, kemurahan Gan! Apalagi ada banyak sekali pedagang eceran yang menjual rokok secara keteng atau satuan. Amboi, punya uang seribu perak pun sudah bisa ketepas-ketepus.
Kembali lagi ke pertanyaan mengapa Pemerintah gagal mengendalikan industri ini. Jawabannya sebetulnya kita semua sudah tahu. Memangnya, apa di negeri ini yang tidak bisa disuap?
Benarkah sulit sekali untuk berhenti merokok?
Rokok yang paling populer adalah rokok filter (saat ini), setelah bos rokok dunia membeli salah satu perusahaan rokok Indonesia (rokok kretek lambat laun akan dihilangkan dari peredaran). Bahan-bahan rokok filter meliputi tembakau, cengkeh, kertas rokok, filternya, dan beberapa zat tambahan untuk meningkatkan aroma dan rasa. Rokok bersifat adiktif karena kandungan nikotinnya. Nikotin yang dihisap lewat rokok, akan masuk ke dalam darah dan secara langsung berefek “fly” atau menenangkan. Namun ini hanya sementara. Ketika sudah tidak merokok, efek ini akan hilang.
Nikotin juga memiliki efek agar badan menghasilkan endorfin lebih banyak, yang gunanya memberikan rasa bahagia. Hormon ini (endorfin) sebetulnya tak berbahaya, karena hormon ini juga dihasilkan ketika kita berolahraga (yang mana jauh lebih sehat berolahraga dibandingkan merokok 2 bungkus per hari). Nikotin inilah yang membuat seseorang amat sangat sulit berhenti merokok, karena ketika asupan nikotinnya tidak ada, seseorang yang sudah merasa ketergantungan akan merasa marah, cemas, dan mengalami stress dalam bekerja.
Sebetulnya tak sulit untuk berhenti merokok. Saya memang belum pernah sampai ke tingkat kecanduan merokok, tapi dulu Ayah adalah seorang perokok berat (karena pekerjaan yang berat). Beliau berniat kuat untuk mengubah kebiasaannya merokok, karena ketika ikut dalam acara Fun Bike (sepeda santai), ia mengalami sesak nafas. Dukungan keluarga dan orang terdekat amat penting di saat seperti itu. Alhamdulillah beliau berhasil berhenti hingga sekarang.
Tidak adakah yang berusaha melawan korporasi rokok?
Banyak. Karena bisnis rokok juga tergantung pada konsumen yang loyal, yang merokok hingga bertahun-tahun, maka mereka memulainya dengan menyasar konsumen paling riskan untuk mencoba hal baru : anak-anak dan remaja. Itulah sebabnya, iklan rokok disamarkan menjadi ajang olahraga, festival musik, dan sponsor-sponsor yang masuk di berbagai kegiatan sekolah. 
Semoga memberi pencerahan dan bermanfaat

Kamis, 03 Maret 2016

Mitra Bisniz Sukses - Yang Harus Dilakukan Sebelum Memulai Bisnis - NaufalUnix.Com

Yang Harus Dilakukan Sebelum Memulai Bisnis − Ketika kita sudah menemukan sebuah konsep bisnis yang ingin dijalankan, biasanya kita tidak tahu apa yang harus dipersiapkan sebelum membuka usaha tersebut. Disini akan dijelaskan beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum memulai usaha. Hal ini dilakukan agar kita dapat membuka usaha dengan sistematis dan meminimalisir kesalahan ataupun kerugian akibat kesalahan perencanaan.

Secara umum, ada 5 hal yang harus kita pertimbangkan sebelum membuka usaha, yaitu :
1.        Produk.
2.      Sistem Manajemen.
3.      Analisa Pasar / Konsumen.
4.     Strategi Pemasaran.
5.      Analisa Keuangan.

Produk
Pertimbangan masalah produk ini menyangkut antara lain :
o    Apa keunggulan produk kita dibandingkan produk dari pesaing.
o    Apakah produk kita memiliki suatu nilai yang lebih dibanding pesaing.
o    Bagaimana cara memperoleh bahan baku serta berapa biaya bahan baku tersebut.
o    Apakah ada teknologi dalam pembuatan produk tersebut.
o    Apakah dalam membuat produk tersebut harus menggunakan tenaga ahli, atau bisa dilakukan siapa saja.
o    Jika bisa dilakukan siapa saja, bagaimana cara melatih mereka agar dapat membuat produk yang sesuai.
o    Apakah kemasan produk tersebut sudah menarik untuk dilihat.

Sistem Manajemen
Yang termasuk dalam sistem manajemen adalah :
o    Siapa pemilik usaha ini? Jika ada orang selain kita bagaimana tugas dan wewenangnya. Disarankan untuk menggunakan sistem kepemimpinan tunggal, tujuannya agar tidak ada kebijakan yang saling tumpang tindih serta pembagian tugasnya jelas.
o    Berapa jumlah kebutuhan ruangan untuk usaha ini, dan apakah usaha ini membutuhkan suatu ruangan khusus.
o    Bagaimanan sistem operasionalnya. Apakah perlu waktu untuk menyiapkan produk atau apakah kita perlu waktu dalam pengantaran produk tersebut.
o    Jika dilakukan pengiriman, apakah ada sistem pengepakan/pengemasan yang harus dilakukan agar tidak terjadi kerusakan.
o    Bagaimana jalur operasional untuk usaha ini, dari mulai anda mendapatkan bahan baku sampai produk tersebut dibeli oleh konsumen.

Analisa Pasar
Dalam analisa pasar, yang harus kita ketahui adalah :
o    Siapa target konsumen dari produk kita.
o    Apakah produk kita sudah pernah diujicobakan ke konsumen, dan bagaimana pendapat mereka.
o    Jika sudah tahu siap terget konsumen kita, apakah kita tahu keinginan dan kebutuhan mereka akan produk ini. Apakah mereka menginginkan hal lain agar dapat menikmati produk kita.
o    Siapa saja kompetitor kita dalam produk ini, dan bagaimana mereka melakukan pelayanan kepada konsumennya.

Strategi Pemasaran
Setelah kita mengetahui kondisi pasar dari produk ini, kita dapat menciptakan strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi pasar dan juga kondisi usaha kita. Berikut yang harus dipersiapkan dalam melaksanakan strategi pemasaran :
o    Apa nama brand/merek produk kita. Apakah brand/merek tersebut cukup familiar didengar atau sulit diucapkan.
o    Jelaskan strategi penjualan produk ini agar sampai ke konsumen. Jika dalam melakukan penjualan memerlukan salesman, bagaimana cara agar salesman bisa menjual produk kita.
o    Apa kegiatan promosi / publikasi yang kita lakukan agar konsumen bisa tahu dan mencoba produk kita. Hal yang paling penting dalam promosi awal adalah konsumen harus tahu dan mencoba dari produk kita.
o    Bagaimana konsumen membeli produk kita. Apakah harus datang ke toko kita, atau kita yang mendatangi konsumen. Jika konsumen yang datang ke toko kita, apakah letak toko kita dekat dan mudah dengan konsumen. Jika kita yang mendatangi konsumen, dengan cara apa kita mendatangi konsumen. Apakah dengan sistem penitipan ke retail, supermarket atau melakukan penjualan langsung.

Analisa Keuangan
Hal terakhir yang harus dipertimbangkan adalah analisa keuangan. Berikut pertimbangan dalam hal keuangan :
o    Berapa kebutuhan total investasi usaha kita
o    Darimana kebutuhan investasi tersebut terpenuhi ( siapa yang mensuplai atau beli darimana )
o    Darimana pendapatan usaha ini berasal. Jika memiliki banyak produk, berapa harga dari setiap produknya dan berapa target penjualan dari setiap produk.
o    Berapa harga pokok produk tersebut. Ini termasuk pembelian bahan baku, biaya pengangkutan bahan baku dan upah pembuatan produk.
o    Berapa biaya operasional setiap bulannya untuk menjalankan usaha ini.
o    Dimasukan juga berapa penyusutan alat – alat yang memiliki masa waktu pakai.

o    Berapa keuntungan bersih setiap bulannya dan apakah keuntungan ini sesuai dengan biaya investasi yang kita keluarkan.

SEMOGA MEMBERI ARTI DAN BERMANFAAT SAHABAT

Selasa, 01 Maret 2016

Mitra Sukses - Pengusaha 100 Kali Lipat Lebih Enak Dari PNS - NaufalUnix.Com

Revolusi Mental Dari Jokowi Membuat PNS Bukan Lagi Pekerjaan Idaman. Untuk Anda yang PNS atau Bercita-cita Menjadi PNS, Ayo Bandingkan Enaknya Menjadi Pengusaha Dengan Menjadi PNS Disini!

Kalau Anda pada waktu kuliah, mungkin sering diberi wejangan atau nasehat dari orang tua untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil atau PNS saja. Nasehat orang tua ada benarnya, karena PNS mempunyai gaji yang tetap dan tidak mungkin telat dibayarkan, memiliki tunjangan masa pensiun, mengabdi kepada masyarakat, tidak ada ancaman PHK atau dipecat dan beberapa keuntungan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-satu.
Tetapi kini berbagai keuntungan tersebut sudah berubah. Semenjak Jokowi menjadi Presiden, beliau menerapkan revolusi mental terhadap semua jajarannya, termasuk PNS. Berbagai insentif yang dulunya dinikmati PNS kini dikurangi. Bahkan demi efisiensi sekarang ada pertimbangan untuk tidak menerima PNS baru hingga 5 tahun kedepan. Atas dasar itu, bagi Anda yang sekarang PNS, atau bercinta-cita menjadi PNS, tim Studentpreneur ingin Anda melihat apa keuntungan jika Anda menjadi pengusaha dibandingkan menjadi PNS.

 Menjadi direktur
Anda mungkin akan kesulitan menjadi direktur atau posisi yang tinggi jika menjadi PNS. Tetapi jika Anda menjadi pengusaha, Anda akan bisa membangun usaha Anda sendiri dan Anda bisa menjadi direktur usaha tersebut. Anda bisa merekrut karyawan, membuat kebijakan karyawan dan tentunya menggaji karyawan. Tidak hanya itu, Anda bisa memegang kendali penuh atas bisnis atau usaha Anda. Tidak ada lagi birokrasi rumit yang harus Anda patuhi.
Membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain
Apabila bisnis Anda sudah mulai berkembang. Anda bisa membuka lapangan kerja bagi siapa aja. Karyawan yang Anda kerjakan selain membantu mengembangkan usaha Anda, ini juga dapat menciptakan peluang karir untuk orang lain. Secara tidak langsung, Anda juga membantu perekonomian Indonesia.
 Memiliki pendapatan sendiri
Membuka usaha atau bisnis sendiri tentunya bisa membantu Anda memiliki pendapatan sendiri. Kalau Anda masih sekolah atau kuliah, Anda dapat membantu orang tua dalam mengeluarkan uang jajan untuk Anda. Jika Anda sudah berkeluarga, mempunyai pendapatan sendiri dari usaha yang bisa semakin naik jika usaha Anda sukses, tentu membantu keuangan keluarga.
 Networking makin luas
Menjadi pengusaha atau wirausaha sangat menguntungkan Anda, karena Anda bisa bertemu dengan orang banyak. Ini membantu menambah relasi dan networking Anda. Selain menambah relasi, networking juga membantu membangun bisnis Anda. Semakin banyak relasi yang didapat dapat membangun usaha Anda semakin sukses. Ketika menjadi PNS, networking yang luas justru berbahaya, karena bisa dianggap potensi korupsi oleh KPK.
 Waktu untuk keluarga semakin banyak
Ini adalah yang paling penting sebenarnya. Banyak orang-orang yang resign dari pekerjaannya karena terlalu sibuk menjadi PNS atau menjadi karyawan. Karena tidak punya waktu untuk keluarga atau terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Jika menjadi wirausaha, Anda tidak pelru repot-repot datang kekantor pagi-pagi, selain itu tidak perlu lembur untuk menyelesaikan pekerjaan kantor. Anda dapat mempunyai waktu lebih banyak dan jika Anda sudah berkeluarga Anda dapat mengawasai anak Anda lebih sering.
 Hobi tersalurkan
Umumnya, orang yang berwirausaha berawal dari hobi, khususnya wanita. Misalnya hobi model, hobi memasak atau bahkan hobi memotret. Ketika usaha berjalan seksama dengan hobi, maka pekerjaan akan lebih ringan karena terasa menyenangkan. Anda pasti ingin kan mempunyai hobi yang menghasilkan keuntungan.

Nah Sobat Entrepreneur, jadi Anda sudah mendapatkan inspirasi untuk menjadi pengusaha? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif 

Pegawai Negeri versus Pengusaha, mana yang lebih Sukses menurut Sahabat?? - NaufalUnix.Com

Assalamu alaikum  WR WB

Apa yang terbesit dalam benakmu ketika engkau mendengar kata “sukses” ??

Sebuah kata yang maknanya sangat luas, dimana ukuran dan kuantitas tidak selalu mampu menjelaskan makna kata tersebut. Namun demikian, sukses, adalah sebuah kondisi yang senantiasa diperjuangkan oleh setiap manusia yang memang “niat tenan” hidup di dunia ini.
Ketika seseorang berkata bahwa kesuksesan seseorang tidak dapat dinilai dengan jumlah harta yang dikumpulkan, maka tidak dapat dikatakan bahwa orang tersebut salah bicara.


Sesuai dengan sebuah pepatah para mahasiswa yang sering belajar habis-habisan tapi tetep saja nilainya segitu-gitu aja : “Sukses bukanlah hasil, Sukses adalah proses”. Benar teman-teman, memang begitu lah adanya. Kita tengok para pahlawan kita, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Pangeran Antasari, Patimura, dan lain-lain. Kalau kita lihat target “hasil” yang ingin mereka capai adalah mengusir para penjajah dari negara tercinta ini. Tapi akhirnya hasil tersebut tidak tercapai, justru biasanya endingnya adalah mereka semua tertipu oleh akal busuk dari koloni yang pada akhirnya harus mengorbankan nyawa mereka.


Tengok lagi kisah para Nabi dan Rasul kita teman-teman. Kalau kita menganggap sukses adalah harta, maka bagaimana nasib nabi Ayub yang diuji dengan penyakit yang begitu dahsyat sampai menghabiskan seluruh harta dan tubuhnya, kecuali lidah dan hatinya saja yang tidak bisa digerogoti penyakit karena senantiasa berdzikir dan mengingat Allah. Bagaimana pula kabar nabi kita Muhammad SAW, beliau ketika tidur hanya beralaskan tikar dengan bantal dari pelepah kurma, sangat jauh sekali dari kata mewah.
Apakah ada yang berani bilang kalau para pahlawan dan nabi tidak sukses dalam hidupnya?? Hati-hati, bisa saja Anda dijitak malaikat di sebelah Anda. Ada target-target hasil yang belum dapat dicapai oleh mereka, namun mereka telah berupaya yang terbaik, sehingga usaha itu adalah cerminan dari kesuksesan hidupnya.
Lantas bagaimana dengan orang yang menganggap kadar kesuksesan adalah sebuah nominal uang?? Salah kah?? Tidak juga teman-teman. Dengan uang itu, mereka bisa membantu banyak orang, mereka bisa mendirikan sebuah yayasan sosial, mereka bisa beramal jariyah, membantu pendidikan orang kurang mampu, membangun masjid, menghajikan orang lain, dan lain-lain. Mereka pun sukses.
 Lalu mana kah definisi yang paling tepat mengenai kesuksesan.
Kita akan menjawabnya bersama-sama setelah kita kaji dua profesi yang biasanya saling bertolak belakang, antara Pegawai Negeri atau PNS, dengan Entrepreneur atau Pengusaha.

Bagi para pengusaha yang sudah terlanjur sukses, banyak keuntungan di sana sini, produk laris sini sana, tentu mereka menyarankan kepada masyarakat untuk mengikuti jejak hidupnya menjadi pengusaha sukses daripada PNS. Sebab dengan menjadi pengusaha mereka akan memperoleh uang yang jauh lebih banyak ketimbang PNS. Mereka lebih bebas berekspresi, tak terikat, sehingga keuntungan pun menjadi tak terbatas. Iya, mereka kaya raya. Sedangkan PNS penghasilannya hanya sekitar itu-itu aja.
DI pihak lain, hampir semua orang tua menginginkan anaknya menjadi PNS. Termasuk orang tua luar biasa dari anak yang punya website biasa ini. Sebab PNS itu pekerjaannya stabil, tidak bisa diberhentikan seenaknya sendiri, dengan begitu para PNS-er sudah dapat mengandalkan pekerjaan mereka untuk menyokong ekonomi kehidupan mereka. Para orang tua tidak mau pekerjaan anaknya gonta-ganti tidak jelas, apalagi hanya bisnis yang sifatnya tidak awet. Memang benar, banyak pengalaman anak yang tidak mau jadi PNS dan memilih mendirikan usaha dengan dalih masalah peluang penghasilan yang lebih banyak malah justru berujung pada kebangkrutan dan kerugian, salah, kerugian dan kebangkrutan, karena usahanya tidak bisa diandalkan.

Melihat kedua kontradiksi dan kesenjangan pola pikir tersebut, tampaknya perlu saling diluruskan supaya PNS dan pengusaha dapat saling bersinergi dalam memajukan perekonomian bangsa, tidak saling mengkambing-hitamkan salah satu pihat.

Bagi mereka yang menganggap bahwa menjadi pengusaha itu tidak jelas kerjaannya, coba dilihat dulu siapa yang dijadikan contoh figur pengusahanya. Seorang anak yang menolak anjuran masuk PNS dari orang tuanya dengan alasan bahwa menjadi pengusaha bisa lebih sukses, tapi ujung-ujungnya Cuma jaga warnet dan berjualan aksesoris komputer, itu pun tidak laku-laku dan akhirnya tutup toko, menganggur. Apa dia bisa disebut sebagai pengusaha? Kok mentalnya tempe begitu.

Bagaimana mereka bisa menjadi pengusaha yang sukses, mereka saja bangun selalu terlambat dengan bangunnya matahari.
Saya punya teman, dia punya teman yang ayahnya adalah seorang nelayan. Setiap hari keluarganya berjualan ikan dan udang yang didapat oleh ayahnya langsung dari laut. Ayahnya berangkat mencari ikan malam hari setelah salat isya, kemudian pulang pada sepertiga malam. Kemudian sang ayah membangunkan istri dan anaknya untuk membantu membersihkan ikan dan udang. Ikan-ikan dari laut tadi langsung dibersihkan agar tampak bersih dan segar, begitu pula udangnya. Mereka mengelupasi kulit udangnya. Secara sepintas memang usaha mereka seperti ingin membantu pembeli nantinya agar tidak perlu mengelupas kulit udang lagi saat akan dimasak. Namun ternyata kulit udang yang sudah mereka kelupas tadi mereka jual lagi sebagai bahan untuk membuat petis, sehingga benar-benar tidak ada bahan yang terbuang percuma. Kegiatan itu dilakukan keluarga tersebut setiap hari pukul 3.00 AM. Kalau ada anaknya yang masih molor, sang ayah langsung mengusapi wajah anaknya dengan air amis bekas ikan-ikan. Hasilnya tentu luar biasa, semua anaknya dapat melanjutkan studi sampai S2.

Bagaimana mereka bisa menjadi pengusaha sukses apabila banyak waktu luang yang terbuang sia-sia hanya untuk bersantai?
Ada sebuah cerita ketika zaman Rasulullah SAW. Saat itu adalah saat sore hari setelah para jamaah telah selesai mengerjakan sholat Asar. Kemudian ada beberapa anak muda yang duduk-duduk di teras masjid sambil mengobrol sana-sini. Istilahnya mungkin seperti “kongko-kongko”. Tanpa sengaja Rasulullah melintas di depan anak-anak muda tersebut. Melihat keadaan yang seperti itu, Rasulullah pun menegur mereka. Saya lupa bagaimana beliau berkata, tapi intinya menurut bahasa sekarang ialah: “apakah yang membuat kalian yakin semua dosa kalian telah diampuni Allah SWT, kok kalian pede banget bisa santai-santai seperti ini” hehe kira-kira begitu. Itu adalah bukti bahwa Nabi Muhammad sangat membenci bermalas-malasan membuang waktu dengan sia-sia. Karena memang dalam sebuah hadist telah disebutkan bahwa tidak akan berhenti seorang mukmin dalam berjihat di dunia ini sebelum kaki menginjak surga.

Jika ada anak yang masih banyak alasan menolak menjadi PNS karena ingin jadi pengusaha, tapi mental tempe, bangun kesiangan, dan sering bersantai membuang-buang waktu, maka bisa diramalkan dia bakal bangkrut.

Seorang pengusaha sejati adalah mereka yang memiliki semangat yang tinggi. Jatuh berkali-kali namun juga bangkit berkali-kali pula. Sebab tidak mungkin ada impian yang tanpa rintangan, mereka selalu siap menghadapi kegagalan dengan kebangkitan yang tanpa lelah.

Teman-teman, pernahkan Anda menonton film Top Secret a.k.a The Billionaire, sebuah film yang menceritakan secara langsung perjalanan rumit seorang anak muda dari Thailand bernama Top Ittipad yang usianya tidak lebih dari 26 tahun dalam merintis usahanya. Di tengah kondisi keluarganya yang tengah terlilit hutang sebesar 12 Milyar, Top bekerja keras merintis usaha untuk melunasi hutang keluarganya tersebut. Kegagalan demi kegagalan pun dia raih silih berganti. Mulai dari tertipu membeli DVD, menjual emas, tertipu menyewa mesin penggoreng kacang, sampai dia harus menjual hampir seluruh barang yang dia miliki, mulai dari komputer sampai mobil, karena rumahnya pun sedang dalam proses penyitaan oleh bank karena hutang tersebut, sehingga praktis dia sudah benar-benar tidak memiliki apa-apa lagi, selain semangat.
Ketika anak-anak seusianya tengah berjalan-jalan santai sambil menyumpal kupingnya dengan MP3 player, Top tengah bercucuran keringat menggendong sekarung penuh berisi kacang. Ketika malam hari saat kebanyakan orang tertidur untuk beristirahat, Top melakukan percepatan dengan mengurangi jam tidurnya untuk mempelajari bisnis. Walau Top bukanlah seorang muslim, tapi sesungguhnya memang Allah SWT membenci manusia yang banyak makan dan banyak tidur.

Berkat kedisiplinan dan keteguhan hatinya, Top berhasil bekerja sama dengan 7-Eleven untuk menjual produk camilan rumput lautnya bernama “Tao Kae Noi” yang artinya PENGUSAHA MUDA. Memang benar, di usianya yang masih 26 tahun Top telah memimpin 2500 karyawan, mengirim produk rumput lautnya di 6000 cabang 7-Eleven, mengekspor camilan rumput lautnya di 27 negara dunia termasuk Indonesia (yang dapat Anda beli di Alfamart), memiliki perkebunan rumput laut sendiri di Korsel, dengan pendapatan sebesar 450 Milyar. Sungguh film tersebut sangat menginspirasi saya. He

 Kita beralih ke kacamata para pengusaha.
Ippho Santosa, seorang Pengusaha Muda paling sukses di Indonesia, yang juga mengarang buku Mega Best Seller 7 Keajaiban Rezeki, yang juga seorang motivator yang sudah berbicara di berbagai benua, berkata secara langsung di twitter yang intinya: “Bila ingin sukses dan kaya raya jangan jadi PNS, jadilah pengusaha”. Nah seperti pada pemaparan sebelumnya, giliran saya yang balik bertanya nih kepada mas Ippho, PNS seperti apa yang dijadikan contoh atau figur, kok bisa bilang bahwa PNS itu tidak sukses.

Memang ketika seseorang telah lulus seleksi CPNS tidak mungkin dia secara langsung masuk di jajaran deret para pejabat. Dia harus memulai dari nol, dan dimana-mana begitu. Masalah gaji? Dibandingkan dengan mas Ippho yang omsetnya sudah mencapai satuan “M” jelas pegawai negeri yang baru imut-imut lulus seleksi CPNS bakal bertekuk lutut. Tapi kan hidup mereka tidak Stag sampai di situ saja sampai akhir hayat.

Guru.
 Berawal dari seorang guru biasa yang mengajar sebuah pelajaran, kemudian dia bisa diberi tanggung jawab yang lebih bila dia mau bekerja keras. Maka diberilah dia kewajiban mengajar lebih dari 1 mata pelajaran. Kemudian bisa juga dia dipasrahi menjadi wali kelas, wakil kepala sekolah bagian blablabla, dan lain-lain. Honornya tentu berbeda jika dia hanya menjadi guru yang mengajar 1 mata pelajaran saja seperti awal tadi. Lebih-lebih lagi jika rupanya hidupnya penuh dengan motivasi. Dia pun mengikuti seleksi kepala sekolah. Akhirnya berawal dari seorang guru biasa menjadi seorang kepala sekolah. Gajinya jangan ditanya berapa kenaikannya.

Seorang PNS seperti saya sendiri yang bekerja di Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu. Saya yang baru saja masuk dalam sistem tersebut, jangan terlalu berharap dengan gaji yang membumbung tinggi, sebab pangkat golongan saya masih rendah, saya tahu itu. Oleh sebab itu saya pun juga tidak akan berhenti dan cepat puas. Syukur itu tetap ada, tapi syukur jangan dijadikan alasan untuk tidak berkembang dengan yang itu-itu saja. Kuliah S1 dan lanjut S2 tetap menjadi prioritas. Jabatan sebagai kepala Dirjen Sistem Perbendaharaan pun terkadang menjadi sebuah impian tersendiri. Apalagi jika suatu saat bisa kuliah di luar negeri dan melihat sebuah menara yang Anda lihat di samping kanan background website ini (kalau Anda membukanya dengan laptop). Sekali lagi ini bukan soal gila jabatan atau mengejar dunia. Tapi ini soal menjadi pribadi yang selalu ingin menjadi lebih baik. Ketika kedudukan kita dalam entitas pekerjaan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan pendapatan, kemudian jumlah uang yang disedekahkan kepada yang membutuhkan pun bertambah, mengapa harus disalahkan bila memang niatnya seperti itu.

Lagi. PNS yang kreatif tidak hanya memiliki sebuah pekerjaan sebatas kantornya itu saja. Kalau memang niat tenan, menjadi motivator, penulis buku, atau mendirikan usaha pun sangat memungkinkan untuk dilakukan. Bila ada yang bilang PNS dilarang mendirikan usaha, kalau PNS itu otaknya kreatif dia bisa tetap menjadi pengusaha. Suruh saja istrinya yang mendirikan usaha. Atau tetangganya pun juga bisa. Atau saudaranya. Masih banyak sekali cara teman-teman asal semua itu dilakukan dengan kesungguhan hati. Sehingga pendapatan kotornya pun menjadi berkali-kali lipat, mulai dari pendapatan PNS itu sendiri plus menjadi “pengusaha bayangan”.

Pernah membaca buku berjudul “Your Job is not Your Career”. Isinya tentang dunia pekerjaan yang tidak terbatas hanya pada profesi yang Anda tekuni saja. Saya mendapat info tentang buku tersebut dari dosen saya, mata kuliah Akuntansi Perpajakan. Jelas beliau ini seorang PNS, tapi itu dianggapnya sebagai kerjaan sampingan. Dia memilih “menganggap” pekerjaan utama atau karirnya adalah sebagai seorang instruktur senam. Sehingga itulah yang dia tulis dalam profil pekerjaannya di facebook.

Jadi mas Ippho Santosa, PNS pun tidak kalah sukses dengan pengusaha.
================
Oleh karena sebuah fenomena opini masyarakat yang begitu bertolak belakang tersebut, saya menjadi sedikit berpikir dan menyimpulkan, bahwa PNS dan Pengusaha itu sama-sama bisa suksesnya, dengan satu syarat : SPIRIT.

Menjadi pegawai negeri, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bila tidak punya semangat hidup maka hidupnya pun hanya akan begitu-begitu saja. Sedangkan anak-anak muda yang merintis menjadi pengusaha, tapi tidak punya spirit, sama saja penghasilannya tidak akan jauh beda dengan para PNS yang loyo. Bahkan bisa lebih parah dan lebih rendah.

Sehingga kesimpulannya adalah, kunci dan hakikat dari kesuksesan itu ada pada rangkaian proses hidup yang dijalani seseorang. Bila hidupnya dipenuhi dengan agenda-agenda bermalas-malasan, jelas bisa ditebak bahwa dia tidak akan bisa sukses. Sedangkan mereka yang gigih dan bersemangat menjalani hidup, mereka akan menuai hasil manisnya kesuksesan kelak di masa yang akan datang. Tidak peduli apakah berhasil atau tidak yang dia lakukan, selama dia telah melakukan segala prosesnya dengan semangat dan kesungguhan hati maka label sukses telah melekat pada dirinya. Ingat para pahlawan dan para nabi yang hidupnya diacungi jempot oleh umat sedunia karena kesuksesannya, walau terkadang hasilnya tidak tercapai.

Jika Anda masih ngeyel, kadang ada orang yang malas-malasan tapi tiba-tiba dia menang undian uang tunai 100 juta. Sukseskah dia? Lagi-lagi saya tekankan bagaimana usaha yang dia lakukan dalam hidupnya. Jika setelah dia mendapat uang sebanyak itu pun dia tetap hanya bermalas-malasan maka uang tersebut lama-lama akan habis juga. Percaya atau tidak memang begitulah adanya kehidupan. Biar lebih percaya lagi, lihat para koruptor. Uang banyak berlimpah, tapi saya yakin Anda pasti menghujat para koruptor dan menganggap mereka tidak sukses. Iya, karena mereka tidak melakukan proses-proses kehidupannya dengan gigih dan penuh kesungguhan.

Akhir kata, memang benar apa kata para mahasiswa yang tekun belajar tapi nilainya tetap segitu-gitu saja, bahwa kesuksesan bukanlah apa yang berhasil diraih, tapi kesuksesan adalah tentang bagaimana cara kita berproses. Sukses adalah proses.

“Jangan pernah menyerah walau bagaimana pun itu keadaannya. Jika kita menyerah, maka habislah sudah” –Top Ittiphad Tao Kae Noi-

SEMOGA BERMANFAAT